people

BAHAYA DIBALIK SIMPELNYA STYROFOAM

BAHAYA DIBALIK SIMPELNYA STYROFOAM

Praktis, nyaman dan ekonomis, itulah alasan yang dilontarkan oleh semua orang yang menggunakan styrofoam sebagai wadah pembungkus makanan mereka. Namun, mereka melupakan satu kata yang jauh lebih penting dari semua kata-kata tersebut, yaitu “aman”. Seiring dengan berkembangnya teknologi industri pangan, aspek keamanan pangan bahan styrofoam ini mulai dipertanyakan. Karena beberapa laporan penelitian dan riset ilmuwan pangan menunjukkan bahwa styrofoam memiliki potensi yang sangat membahayakan kesehatan manusia, karena dapat memicu sel tumor dan kanker. Menurut penelitian para ahli, Komponen styrofoam (benzen, carsinogen, dan styrene)  bersifat racun dan bisa mencemari makanan serta minuman, dapat menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, menimbulkan anemia dan mengurangi produksi sel darah merah hingga meningkatkan resiko kanker. Terutama pada saat styrofoam bersentuhan dengan panas, lemak, atau minyak maka komponen-komponen styrofoam tersebut akan mudah terlepas

Dampak yang ditimbulkan dari zat yang terkandung di dalamnya

Styrofoam memiliki nama lain polystirenPolystiren adalah monomer yang dibuat dari styrene. Susunan styrene yaitu C6H5-CH=CH2. Styrofoam merupakan plastik yang tersusun atas rantai panjang yang terdiri dari monomer-monomer. Monomomer-monomer ini bisa berpindah ke makanan dengan cepat. Jika makanan tersebut ditelan oleh seseorang, maka monomer tersebut akan berpindah ke dalam tubuh orang yang mengonsumsinya. Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat dibuang keluar, baik melalui urine maupun dalam bentuk feses. Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat memicu munculnya kanker. Bahkan, beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization, International Agency for Research on Cancer, dan EPA (Enviromental Protection Agency) telah nyata-nyata mengkategorikan styrofoam sebagai bahan karsinogen (bahan penyebab kanker).

Styrofoam juga mngandung zat berbahaya lainnya, yaitu zat pengawet makanan yang biasa kita sebut formalin. Formalin pada styrofoam , merupakan senyawa yang terkandung dalam bahan dasar plastik. Berdasarkan penelitian, pembungkus berbahan dasar plastik rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Satu ppm adalah setara dengan satu miligram per kilogram. Zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti saat terkena air atau minyak panas.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Styrofoam juga terbuat dari zat berbahaya lainnya yaitu dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan berbagai macam penyakit seperti masalah pada kelenjar tiroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah, bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat terjadi perpindahan ini. Dalam proses perpindahan tersebut , disana akan terjadinya pemutusan ikatan-ikatan monomer. Perpindahan monomer juga terjadi bila makanan atau minuman dalam wadah plastik terkena panas matahari secara langsung. Contoh yang kita bisa buktikan bahwa terjadinya pemutusan ikatan-ikatan monomer adalah ketika kita memasukkan makanan bersuhu tinggi ke dalam wadah plastik, maka wujud dari plastik tersebut berubah menjadi lemas dan tipis.

Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Styrene, bahan dasar Styrofoam, merupakan zat yang bersifat larut lemak dan alkohol.  Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan.

Selain berbahaya bagi tubuh, styrofoam juga berbahaya bagi lingkungan. Karena Styrofoam merupakan Sampah Abadi yang tidak bisa terurai. Beda halnya dengan plastik yang dapat terurai walaupun membutuhkan waktu ratusan tahun, styrofoam justru tidak pernah dapat terurai. Maka Styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan, karena sifatnya yang tidak bisa terurai di alam.

Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut. Selain itu, proses pembuatan Styrofoam dapat menimbulkan bau yang tak sedap dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara. . Maka tak heran jika EPA (Enviromental Protection Agency) juga mengategorikan bahwa proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia.

Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman

Pengendalian penggunaan Styrofoam

Dari penjelasan di  atas kita dapat menyimpulkan, bahwa sungguh berbahayanya dampak buruk yang ditimbulkan dari penggunaan styrofoam. Untuk itu, dibutuhkannya pengendalian yang baik untuk mengurangi & mencegah dari dampak buruk  penggunaan Styrofoam tersebut antara lain :

-Fokus untuk membuat kemasan baru yang ramah lingkungan yakni kemasan yang dapat diuraikan oleh lingkungan
- Mengurangi & Menghentikan penggunaan styrofoam.
- Memanfaatkan kembali limbah styrofoam yang ada dilingkungan untuk di daur ulang

BAHAYA ASUPAN GULA BERLEBIH


BAHAYA ASUPAN GULA BERLEBIH

Gula hampir terdapat pada semua pangan yang kita konsumsi. Misalnya nasi, roti, minuman dan lain sebagainya. Gula murni ataupun tambahan, banyak dimanfaatkan pada makanan dan industri pangan sebagi pemanis, filler atau isi dan penambah kalori atau energy.

            Makanan dan minuman yang mengandung gula dalam jumlah berlebih bisa menggantikan makanan tambahan yang kaya nutrisi (protein dan asam lemak essensial). Akan tetapi, konsumsi gula berlebih tanpa diimbangi aktifitas tubuh yang baik bisa menimbulkan efek tidak baik pula bagi kesehatan. Seperti yang diucapkan oleh  profesor Robert Lustig dari Universitas California, dia menambahkan bahwa  mengonsumsi gula dalam dosis tinggi bisa berubah menjadi racun dan menjelma sebagai kontributor utama penyebab berbagai penyakit. Oleh karena itu kita harus cermat dalam mengatur dosis asupan gula kita sehari-hari, Ilmuan nutrisi Dr David Katz mengatakan, “bukan gula yang menjadi racun, tetapi dosis yang membuat racun,”. American Heart Association merekomendasikan bahwa maksimal tambahan gula untuk wanita adalah 100 kalori (25 gram), sementara untuk pria kadar aman ada di angka 150 kalori (sekitar 38 gram) serta untuk anak-anak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan asupan gula tambahan tidak melebihi 10% dari total energi yang dikonsumsi anak.

Walaupun dampaknya tidak seketika, namun kelebihan gula berpotensi merusak tubuh, berikut akan saya paparkan beberapa efek samping dan penyakit penyebab dari asupan gula berlebih yang saya dapatkan dari beberapa sumber :

Advanced Glycation End-product (AGEs)

Advanced Glycation End-product (AGEs) adalah hasil dari rantai reaksi kimia glikasi awal. Jika ada kadar gula tinggi dalam makanan ,maka memungkinkan dapat menimbulkan indikasi ini.
Glikasi sering dikatakan sebagai salah satu proses peracunan atau penggerogotan kesehatan. Glikasi merupakan sebuah proses penggumpalan protein atau lemak atau keduanya dengan ‘glucose28
Semakin sederhana strukturnya, semakin mudah terserap tubuh. Seperti Fruktosa dan galaktosa, gula sederhana ini merupakan gula yang lebih mudah diserap oleh tubuh sehingga lebih cepat menaikkan kadar gula dalam darah dan memiliki tingkat glikasi lebih tinggi dari glukosa
Beberapa penyakit berat bisa muncul akibat Advanced Glycation End-product (AGEs). Penyakit-penyakit seperti Kanker, penyakit Alzheimer, Penyakit jantung, Diabetes Tipe-II , Aterosklerosis, Hipertensi, Gangguan Ginjal, Gangguan Visual, Stroke, Gangguan kulit.

Menekan Sistem Kekebalan

Kelebihan gula dapat merusak sistem kekebalan tubuh seseorang. Jadi, dengan cara ini kadar gula yang berlebihan dalam darah dapat menyebabkan seseorang menjadi lemah oleh serangan dari berbagai penyakit, maka bisa dipastikan seseorang yang memiliki kadar gula yang tinggi biasanya akan menyebabkan komplikasi pada dirinya.

Masalah Gigi

Bakteri dan kuman akan menjadi lebih aktif ketika seseorang memiliki kadar gula dalam darah yang berlebihan (over). Dan dalam kasus tersebut, seseorang yang menderita sakit gigi tidak bisa mengikuti prosedur yang dilakukan seseorang yang tidak mempunyai kadar gula dalam darah tinggi (normal), misalnya seperti masalah pencabutan gigi.

Penyakit Jantung

Kadar gula yang diasup dapat berpengaruh langsung pada kesehatan jantung karena akan meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Jika kita mengasup gula lebih banyak dari yang dibutuhkan, kelebihannya akan disimpan dalam bentuk trigliserida yang ditimbulkan dalam sel lemak.
Gula yang berlebihan dalam darah dapat menyerang bagian dari sistem kardio vaskular dan jantung yang merupakan organ paling penting dari sistem kardio vaskular. Jika seseorang memiliki gula darah yang berlebihan, maka dapat menyerang setiap bagian dari sistem pembuluh darah jantung dan akhirnya jantung akan terpengaruh.

Diabetes

Secara global, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia WHO saat ini angka obesitas sudah melebihi angka kekurangan gizi. Penyakit ini merupakan momok yang sangat menakutkan dikalangan orang banyak saat ini. Bagaimana tidak, karena Diabetes kini merupakan penyakit yang menempati urutan keempat dari lima penyebab kematian tertinggi di dunia.
Diabetes berarti tubuh tidak mampu untuk mengelola kadar gula dalam darah secara normal, Hormon Insulin membawa glukosa ke seluruh sel, di mana ia berfungsi untuk membuat energi. Pasien yang mengidap diabetes mungkin memiliki kekurangan insulin, akibatnya proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat.
Ada dua kategori diabetes, tipe 1 (faktor genetik) dan tipe 2 (faktor pola hidup). Dalam kasus Tipe 1 adalah tipe yang didapat sejak lahir atau dari genetiknya, sedangkan tipe 2 adalah tipe penyakit yang didapat karena sindrom metabolik terutama kelebihan berat badan (obesitas) pada anak ataupun pada orang dewasa.
Tekanan Darah Tinggi

Makan makanan yang mengandung gula berlebihan memaksa pankreas untuk bekerja terus menerus mengeluarkan insulin. Berdasarkan penelitian, produksi insulin terlalu banyak mengambil bagian dalam terjadinya tekanan tinggi dalam darah (hipertensi). Mengingat kenyataan itu, dapat dipastikan bahwa gula adalah sumber utama hipertensi.

Berdasarkan penjelasan di atas kita ketahui bahwa penyebab utamanya adalah karena jumlah konsumsi gula dalam kehidupan sehari-hari melebihi aturan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, menjaga dan mengurangi konsumsi gula adalah penting bagi kesehatan tubuh kita. Tetap kontrol konsumsi gula dan diet seimbang sangat diperlukan bagi kesehatan dengan mengimbangi aktifitas tubuh yang baik. Karena inti dari semua solusi itu ada pada diri kita sendiri bagaimana menyikapi permasalahan tersebut.




***Sumber :