KIPAIT PENGENDALI SI MANIS
Kenali Penyakitnya
Penyakit Diabetes merupakan momok yang sangat menakutkan
dikalangan orang banyak saat ini. Bagaimana tidak, karena Diabetes kini
merupakan penyakit yang menempati urutan keempat dari lima penyebab kematian
tertinggi di dunia. WHO mencatat penderita Diabetes Melitus (DM) di seluruh dunia pada tahun
2002 mencapai 170 juta jiwa. Dan pada tahun 2030 jumlah penderita diprediksi
melambung hingga 366 juta jiwa. Sementara Data Profil Kesehatan Indonesia
menunjukkan pada tahun 2005-2006, bahwa DM adalah penyakit penyebab kematian nomor
ke-9 di rumah sakit di seluruh Indonesia.
Diabetes berarti tubuh tidak
mampu untuk mengelola kadar gula dalam darah secara normal, Hormon Insulin
membawa glukosa ke seluruh sel, di mana ia berfungsi untuk membuat energi.
Pasien yang mengidap diabetes mungkin memiliki kekurangan insulin, akibatnya
proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga kadar glukosa
dalam darah meningkat. Menurut dr Nyoman Kertia SpPD-KR, ahli penyakit dalam dari Fakultas
Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kekurangan hormon insulin
disebabkan oleh 2 hal :
1.
Rusaknya pankreas sehingga organ itu gagal dalam memproduksi
insulin. Ketidakhadiran insulin akan menyebabkan gula darah sulit masuk ke
jaringan tubuh dan akan mengakibatkan glukosa yang tidak terserap tubuh akan
menumpuk dalam darah.Kondisi seperti ini seseorang akan divonis menderita DM
tipe-1, yang mana penderitanya dapat dideteksi sejak usia dini. Pada DM tipe-1,
penderita bergantung pada suntikan insulin karena pankreas telah kehilangan
pekerjaan fungsionalnya untuk memproduksi insulin, jadi kebutuhan akan hormon
insulin itu dipenuhi dari luar (eksternal).
2.
Kurangnya hormon insulin juga dapat disebabkan oleh sel darah
yang kurang peka menyerap insulin dari pankreas. Penyebab gangguan tersebut
ialah disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti banyak mengonsumsi
makanan atau minuman yang mengandung gula dan karbohidrat tinggi, kegemukan
(obesitas), faktor usia, dan kurang berolah raga. Asupan glukosa yang tidak
diimbangin dengan aktivitas yang menguras energi menyebabkan glukosa menumpuk
dalam darah. Dalam kasus seperti ini seseorang akan divonis menderita DM tipe-2
(akibat pola hidup). Pada DM tipe-2, penderita dapat menanggulangi kadar gula
darahnya dengan menerapkan pola hidup sehat, diet rendah gula, olahraga, dan
meminum obat-obatan seperti metformin dan glibenklamid. Namun menurut dr
Sutarso SpPD, penggunaan glibenklamid untuk diabetesi berusia lanjut kurang tepat,
sebab penderita dapat mengalami hipoglikemia (kadar gula darah di bawah normal)
hipogilkemia yang kerap berulang dapat menyebabkan gangguan otak dan jantung.
“efek samping glibenklamid berbeda pada setiap pasien. Oleh karena itu jika
terdapat keluhan selama mengonsumsi obat segeralah konsultasikan ke dokter,”
ujar Sutarso.
Menurut dr Nyoman Kertia SpPD-KR, bahwa seseorang yang
memiliki riwayat keluarga diabetes, mempunyai peluang lebih besar 75% yang
menderita penyakit sama dibanding seseorang tanpa riwayat keluarga diabetes.
Dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit Mguan Husada,
Wonogiri, dr Sutarso SpPD menambahkan, bahwa pemanis buatan dari gula sederhana
mempunyai sifat yang langsung diserap oleh tubuh tanpa melalui proses
perombakan. “konsumsi gula sederhana yang tanpa disertai gerak tubuh aktif
membuat kadar gula di dalam darah meningkat,” tuturnya.
Tanda-tanda gejala
penderita diabetes :
1. Polidipsi : banyak minum
2. Poliuri : banyak berkemih
3. Polifagi : banyak makan
Pada penderita diabetes kadar gula darah yang tinggi
dikeluarkan lewat urine sehingga jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak.
Akibatnya penderita mengalami dehidrasi. Gula yang tidak masuk dalam jaringan
menyebabkan jaringan kekurangan energi sehingga penderita mudah lapar ( karena
gula darah dibutuhkan sebagai sumber energi bagi sel untuk beraktivitas).
Dokter Sutarso SpPD
menuturkan, membiarkan kadar gula darah tak terkendali dalam jangka panjang
bisa menyebabkan komplikasi dalam tubuh :
1. Komplikasi makro : gangguan pembuluh darah yang
dapat menyebabkan gangguan jantung, otak, dan sumbatan pembuluh darah di kaki.
2. Komplikasi mikro : gangguan penglihatan, ginjal,
dan syaraf.
“Darah yang mengandung kadar gula darah tinggi, dapat
dijadikan media empuk oleh kuman untuk berkembang biak, sehingga bila luka
pasien diabetes cenderung sukar sembuh,”tuturnya.
Inilah Obatnya
Tithonia diversifolia merupakan tumbuhan asli dari
Meksiko dan Amerika Tengah; tumbuhan ini telah diintroduksi di sebagian besar
negara-negara tropis, dan telah dapat tumbuh alami di Indonesia dan negara lain
di Asia Tenggara. Tanaman dari Divisi Spermatophyta ini tumbuh pada ketinggian
0-1.500 m di atas permukaan laut (m dpl). Di negara asalnya kipait dikenal
dengan sebutan Mexican sunflower, karena bentuk bunganya yang menyerupai bunga
matahari Helianthus annuus; tapi kipait memiliki ukuran yang lebih kecil.
Selain multiguna, tanaman ini juga mempunyai
banyak sebutan di beberapa daerah di Indonesia maupun di manca negara. Tanaman
yang pada umumnya digunakan dalam sektor industri pertanian ini juga mempunyai
manfaat yang tidak kalahnya di bidang pengobatan. Di taiwan, masyarakat
memanfaatkan kipait sebagai herbal antidiabetes dan antivirus, sedangkan di
Kenya kipait dipakai untuk mengatassi gangguan pencernaan. Sementara itu, di
Nigeria penduduk setempat memanfaatkan tanaman anggota keluarga Asteraceae itu
untuk obat malaria, liver, dan radang tenggorokan.
Sementara Lien Chai Chiang dan rekan dari
Departement of Microbiology College of Medicine,College of Pharmacy, Kaohsiung
Medical University, Taiwan mengungkapkan bahwa ekstrak air kipait mampu menekan
perkembangan Herpes Simplex Virus HSV-1 dan HSV-2 dengan IC50 100 mg/ml. IC50
adalah kadar konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan virus sebesar 50%.
Semakin rendah konsentrasi suatu zat, maka semakin tinggi daya bunuhnya pada
virus.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Guijun
Zhao dan rekan dari school of Pharmacy,
Second Military Medical University, China, mengungkapkan khasiat Tithonia
diversifolia (Kipait). Pemberian 10 mg/ml tiga jenis senyawa seskuiterpen,
1β-hydroxydiversifolin-3-0-metil eter dan 1β-hydroxytirotundin-3-0-metil eter,
yang diisolasi dari bagian aerial-semua bagian tanaman kecuali akar Tithonia
diversifolia terbukti mampu menurunkan kadar gula secara signifikan.
Riset lain oleh Toshihiro Miura dan rekan dari
Departement of Clinical Nutrition, Jepang, melaporkan hasil serupa. Mereka
menguji ekstrak etanol nitobegiku-sebutan Tihonia diversifolia di
Jepang-menggunakan pelarut etanol 80% pada tikus yang menderita DM tipe-2.
Bobot badan tikus 20-25 gr dengan kadar gula darah di atas 250 mg/dl.
Konsentrasi larutan ekstrak etanol kipait yang digunakan masing-masing 100
mg/kg, 500 mg/kg dan 1500 mg/kg berat badan. Toshihiro juga menggunakan tikus
kontrol yang hanya diberi perlakuan air destilasi 20 ml/kg berat badan sebagai
pembanding.
Hasil uji menunjukkan kadar gula darah tikus yang
diberi asupan ekstrak etanol kipait mengalami penurunan kadar gula secara
signifikan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol kipait 1500 mg/kg mampu
menurunkan kadar gula darah tikus yang semula 509±22 mg/dl menjadi 340±14 mg/dl
7 jjam pasca perlakuan. Sedangkan pada tikus yang hanya diberi perlakuan air
destilasi kadar gula darahnya tetap.
Selain daun, biji bunga kipait juga andal
mengatasi diabetes. Penelitian Inya Agha dalam buku Phytoparmacology and
Theurapetic Values III 2008 page 295-301 mengungkap ekstrak methanol biji bunga
kipait mengandung sebanyak 21,4% glikosida, tanin, karbohidrat, flavonoid,
terpenoid, steroid, saponin, dan gula-gula pereduksi. Hasil uji menunjukkan
semakin tinggi konsentrasi larutan, kadar gula darah akan semakin cepat turun.
Nilai LD50 (Lethal Dose 50) sebesar 5.477,23 mg/kg berat badan. LD50 adalah
dosis yang menyebabkan 50% kematian dari populasi yang diuji.
***SUMBER
:
Andari
Titisari/Peliput: Bondan Setiawan. 2012. Pahit Kendalikan Manis. Trubus Edisi
517, Desember 2012 –XLII, Halaman 21.
http://muhammadnazarsyahida12.blogspot.com/2012/09/bahaya-asupan-gula-berlebih.html
http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=950
http://wungkalbener.blogspot.com/2012/12/paitan-tithonia-diversifolia-tanaman.html
http://adesuherman09.student.ipb.ac.id/tag/kipahit/
0 komentar:
Posting Komentar
jadilah orang kritis, untuk membangun pribadi yang lebih matang......